Saturday, March 2, 2013

Keberhasilan Bujuk Rayu syetan terhadap Abid

Dikisahkan dalam kitab Ihyaaul ulun bahwa ada seorang abid di kalangan Bani Israil yang senantiasa sibuk dengan beribadah. Suatu ketika datanglah serombongan manusia kepadanya sambil mengatakan, “Disini terdapat satu kaum yang menyembah sebatang pohon.” 

Setelah mendengar berita itu, si abid marah sekali, lalu mengambil sebilah kapak hendak menebang pohon yang dijadikan sesembahan itu. Di dalam perjalanan, muncullah syetan dalam wujud orang tua, lalu bertanya kepada si abid , “mau kemana engkau?”

“aku hendak menebang pohon yang dijadikan tuhan dan disembah oleh manusia, “Jawab si abid”.


“mengapa engkau lakukan itu, engkau tinggalkan
ibadahmu untuk suatu perbuatan sia-sia, bukankah lebih baik bila engkau teruskan ibadahmu?” kata si syetan itu. 

“ini juga ibadah,” Jawab si abid. 

Lalu syetan berkata, “Tidak, aku tidak akan membiarkanmu engkau menebang pohon itu.” 

Maka terjadilah perkelahian antara antara si abib dengan si syetan itu. Si abid berhasil mengalahkan syetan, menjatuhkannya, lalu menduduki dadanya. Syetan menyadari kekalahan dan kelemahannya, lalu membujuk si abib dengan berkata, “Dengarkanlah kata-kataku!” si abib pun melepaskannya. Kemudian syetan berkata kepadanya, “Bukankah allah tidak mewajibkan kepadamu menebang pohon itu? Pohon itu tidak menganggu ibadahmu dan engkau pun tidak menyembahnya. Allah telah mengutus para Nabi, jika dia menghendaki, pasti dia memerintahkan para Nabi menebang pohon itu." 

Si abid menjawab, “Aku harus menebang pohon itu. , terserahlah, apa yang akan engkau lakukan kepadaku.” 


Kemudian perkelahian terulang lagi. Si abid pun kembali memenangkan perkelahian itu. Si abid pun kembali memenangkan perkelahian itu dan menduduki dada syetan. Syetan pun membujuknya kembali dengan berkata, “Dengarkanlah! Aku akan menyampaikan kata-kataku yang terakhir yang akan menguntungkanmu.”

“Silakan, “ Kata si Abid.

Syetan bertanya kepadanya, “Bukankah engkau orang miskin dan telah menjadi beban masyarakat. Jika engkau membiarkan pohon itu, niscaya aku akan memberikanmu tiga dinar uang mas setiap hari. Engkau akan mendapatkannya dari bawah bantalmu setiap pagi. Dengan demikian segala keperluanmu dapat terpenuhi, engkau dapat menunaikan hak-hak keluargamu, dapat pula menolong fakir miskin, dan engkau dapat mempergunakannya untuk mengerjakan amal baik yang menguntungkan. Apabila engkau tetap menebang pohon itu, engkau hanya mendapatkan satu pahala, kemudian para penyembah pohon itu tentunya akan mencari pohon yang lain pula," 

Bujukan  syetan itu telah berhasil menawan hati dan pikiran si abib yang akhirnya menerima tawarannya. Maka sesuai dengan perjanjian, si abid mendapatkan uang sebanyak tiga dinar pada dua pagi berturut-turut. Akan tetapi pada hari berikutnya, uang itu tidak di dapatinya lagi. Si abid sangat kesal, lalu mengambil kapak dan berjalan menuju pohon tadi. Orang tua (jelmaan syetan) itu pun kembali menghalangi si abid. 

Syetan berkata, “Kau hendak kemana?” 

“Aku hendak pergi menebang pohon itu.” Jawab si abid. 

“Aku hendak pergi menebang pohon itu.” Jawab si abid. 

Syetan berkata, “Kini engkau tidak berdaya menebang pohon itu.” 

Keduanya berkelahi, tetapi kali ini syetan berhasil mengalahkan si abid, menjatuhkan dan menduduki dadanya. Si abid terkejut lau bertanya. “Bagaimana kau bisa mengalahkanku sedangkan dahulu aku selalu mengalahkanmu?.

Syetan menjawab, “Dahulu engkau berhasil mengalahkan aku karena engkau berjuang semata-mata karena allah, tetapi  sekarang aku dapat mengalahkanmu karena engkau berjuang demi uang.

Sesungguhnya perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas karena allah mempunyai kekuatan yang luar biasa. 

Sumber :  Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandhalawi rah.a (Penulis)

No comments:

Post a Comment

Please comment with courteous..?
Silahkan komentar dengan bijak ya..?