Monday, February 18, 2013

Kisah Umar Ra(Radhiallah ‘anhu). Ketika Memeluk Islam

Umar ra.adalah seorang sahabat yang namanya menjadi kebanggaan bagi kaum muslimin hingga hari ini. Namanya dapat menyebabkan iman menjadi meningkat, dan dapat menggetarkan hati orang-orang kafir sejak seribu tiga ratus tahun yang lalu hingga saat ini. Sebelum memeluk islam, dia sering menantang Nabi saw. dan mengganggu kaum muslimin.

Pada suatu hari, orang-orang kafir Quraisy bermusyawarah untuk menentukan siapakah di antara mereka yang bersedia membunuh Rasulullah saw.. Umar ra segera menyahutnya, “Saya siap melakukannya” semua orang quraisy yang hadir di pertemuan itu berkata,”ya, memang engkaulah yang pantas melakukannya!”.

Sambil menghunuskan pedang, Umar ra. segera melangkah menuju kediaman Rasulullah saw.. dalam perjalanan di berpapasan dengan salah seorang dari Kabilah Zuhrah, yang bernama Sa’ad bin Abi Waqqas ra. (sebagian ahli sejarah mengatakan bertemu). Sa’ad bertanya kepada umar,”Umar, engkau akan pergi kemana?”  

"saya akan membunuh Muhammad!" jawab Umar.


Sa’ad berkata,”Jika demikian, Banu Hasyim, Banu Zuhrah dan Banu Abdi Manaf tidak akan berdiam diri atas perbuatanmu itu. Mereka pasti akan menuntut balas.”
 
Mendengar ancaman seperti itu, Umar terkejut, lalu berkata,”Oh, nampaknya kamu pun telah meninggalkan agama nenek monyang kita. Kalau demikian, saya akan membunuhmu terlebih dahulu!” sa’ad berkata,”ya, saya memang telah masuk islam.”

Umar pun segera mencabut pedangnya. Sebelum bertarung  dengan umar, sa’ad berkata,”lebih baik engkau mengurus keluargamu dulu, saudara perempuanmu dan suaminya juga telah memeluk islam.”

Tak terbayangkan kemarahan umar ketika mendengar berita ini. Ia pun segera meninggalkan sa’ad dan pergi menuju rumah saudara perempuannya umar ada sahabat Khabbab ra.  dengan menutup pintu dan jendela, suami istri itu membaca ayat-ayat alquran. Umar mengetuk-ngetuk pintu sambil berteriak supaya dibukakan pintu. Mendengar suara umar, khabbab ra, segera bersembunyi. Karena tergesa-gesanya, maka mushaf-mushaf alquran yang sedang meraka baca itu tertinggal. Ketika pintu dibukakan oleh saudara perempuan umar. Umar memukul wajah saudara perempuannya itu sambil berkata,”Pengkhianat!” kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu!” tanpa menghiraukan wajah saudara perempuannya yang berdarah, Umar masuk ke dalam rumah dan bertanya,”apakah sedang kamu lakukan, dan siapakah orang yang suaranya aku dengar dari luar?

“Kami hanya berbincang-bincang” Jawab iparnya. Umar bertanya lagi,”Apakah kamu juga telah meninggalkan agama nenek moyangmu dan memeluk agama baru itu?”

 Iparnya menjawab,”Bagaimana jika agama baru itu lebih baik dari agama dahulu?”

Jawaban ini menyababkan umar marah dan memukul iparnya serta menarik-narik janggutnya sehingga wajahnya berlumuran darah. Saudara perempuannya segera melerai, namun ia pun dipukulnya sehingga wajahnya berdarah. Sambil menagis, saudara perempuannya berkata,”wahai umar! Kami dipukul hanya karena memeluk islam. Kami bersumpah akan mati sebagai orang islam. Terserah padamu, kamu mau melakukan apa saja terhadap kami.”

Ketika kemarahnnya mulai mereda, umar merasa malu dengan perbuatannya terhadap saudara perempuannya itu. tiba-tiba ia melihat mushaf-mushaf alquran yang ditinggalkan khabbab ra. tadi, lalu barkata,”Bagus, sekarang katakan, apa lembaran-lembaran ini.”

Ketika kemarahnnya mulai mereda, umar merasa malu dengan perbuatannya terhadap saudara perempuannya itu. tiba-tiba ia melihat mushaf-mushaf alquran yang ditinggalkan khabbab ra. tadi, lalu barkata,”Bagus, sekarang katakan, apa lembaran-lembaran ini.”

Pada awalny umar belum siap untuk bersuci, namun akhirnya ia bersedia untuk mandi dan berwudhu, kemudian membaca mushaf-mushaf alquran itu, surat yang dibacanya adalah surat Thaha. Umar membaca surat itu dari awal hingga akhir, pandangannya berubah ketika ia sampai pada ayat berikut :

 







“Akulah allah, tidak ada tuhan melainkan aku. Maka sembahlah aku dan dirikan shalat untuk mengingatku.”(Qs.Thaha ayat 14)

Kemudian umar berkata,”Baiklah, sekarang antarkan aku menemui Muhammad.”

Mendengar kata-kata Umar itu, Khabbab ra. segera keluar dari persembunyiannya sambil berkata, “Wahai umar, ada kabar kembira untukmu. Tadi malam Rasulullah berdoa kepada allah : “ya allah, kuatlah islam dengan umar atau dengan Abu Jahal. Terserah kepadamu, siapa yang engkau kehendaki.” 

Seperti allah telah memilihmu untuk memenuhi permintaan Nabi.” Setelah peristiwa itu, umar segera dipertemukan dengan Rasulullah saw. pada hari jumat subuh, dan memeluk islam saat itu juga.

Kaum kafir Quraisy merasa terpukul dengan keislaman umar. Namun, jumlah kaum muslimin masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan kaum musyirikin di makkah. Kafir-kafir musyirikin itu semakin keras usahanya untuk membinasakan kaum muslimin beserta agamanya, di sisi lain semangat kaum muslimin pun semakin bertambah. Dengan islamnya Umar, kaum Muslimin bertambah berani dan merak bernai mendirikan shalat di Baitul Haram.

No comments:

Post a Comment

Please comment with courteous..?
Silahkan komentar dengan bijak ya..?