Tuesday, February 12, 2013

Kesedihan Umar Bin Khaththab Ra. Ketika Rasulullah SAW Wafat


Umar bin khaththab ra. adalah seorang sahabat Rasulullah saw. yang memiliki semangat keberanian, keperkasaan, dan kehebatan yang tinggi. Bahkan hingga kini, walaupun setelah 15 abad berlalu, keperkasaannya masih tetap terkenal. Setelah memeluk islam, dia sudah tidak sabar lagi untuk segera mengumumkan keislamannya kepada khalayak ramai. Walaupun Umar ra. mempunyai keberanian yang tinggi, namun ia tidak dapat menahan kesedihannya ketika Rasulullah saw. wafat. 

Dengan rasa sedih dan gemetar, dia berdiri dan mengacungkan pedangnya sambil berteriak, “ Barangsiapa mengatakan bahwa Rasulullah telah wafat, maka akan aku penggal lehernya. Rasulullah saw hanya menjumpai tuhannya seperti Nabu musa as. Pergi ke gunung Thursina untuk menemui tuhannya. Sebentar lagi beliau akan kembali. Barangsiapa menyebarkan berita bohong ini, maka akan kupotong tangan dan kakinya!!!”



Sedangkan ketika itu wajah Utsman bin Affan ra. demikian pucat hingga dia tidak dapat berbicara sampai hari kedua. Dengan mulut membisu, dia berjalan kesana kemari. Begitupun Ali bin Abi Thalib ra., ia hanya berdiam diri tanpa bergerak sedikit pun. Hanya Abu Bakar Shiddiq ra. yang mampu bertahan. Dia tetap tegar bagaikan gunung. Padahal dia sangat
mencintai Rasulullah saw. sebagaimana kita ketahui dalam kisah-kisah yang lalu. 

Dia mencium kening Rasulullah saw. lalu keluar dari kamar Rasulullah saw. dan berkata kepada Umar ra., “Duduklah.” Kemudian Abu Bakar ra. berkhutbah, “Barangsiapa yang menyembah Muhammad saw. maka ketahuilah, beliau sudah meninggal, dan barangsiapa yang menyembah allah swt., maka sesungguhnya dia itu hidup kekal abadi.” Selanjutnya dia membaca ayat Al-Quran yang berbunyi :

“Dan tidaklah Muhammad itu kecuali hanya seseorang Rasul yang sudah ada beberapa orang rasul sebelumnya. Apakah jika dia mati atau terbunuh kamu akan kembali menjadi kafir? Barangsiapa menjadi kafir, dia tidak akan merugikan allah sedikitpun. Dan allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (Qs. Ali Imran ayat 144)

Hikmah dari kisah di atas :
Abu Bakar ra. mampu mengendalikan emosinya seperti itu, maka sudah sepantasnya allah swt. Menjadikan sebagai khalifah kaum muslimin. Abu Bakar ra. memiliki ketenangan dan kesabaran yang tidak dimiliki oleh orang lain. Abu Bakar ra. juga menguasai ilmu tentang syariat islam dan hukum waris. Setelah Rasulullah saw. wafat, kaum muslimin berselisih, apakah Rasulullah saw. akan dimakamkan di Makkah, di Madinah, atau di Masjidil Aqsha. 

Maka Abu Bakar ra. berkata bahwa dia mendengar Rasulullah saw. bersabda. “tempat dimakamkannya seorang Nabi adalah tempat ketika dia meninggal dunia.” Abu Bakar ra. berkata, “ saya dengar Rasulullah saw. bersabda, “Seorang Nabi tidak memiliki ahli waris, jadi semua harta yang dimilikinya adalah sedekah.” Dia pun mendengar Nabi saw. bersabda, “ Barangsiapa menjadi pemimpin suatu pemerintahan, tetapi tidak memperhatikan bawahannya ketika menyerahkan tugasnya kepada bawahannya itu, maka allah swt. akan  melaknatnya .” sabda Nabi saw. yang lain,” Orang-orang Quraisy berhak atas urusan ini, yaitu pemerintahan.” Selain hadist-hadist di atas, masih banyak hadist-hadist lainnya yang diketahui oleh Abu Bakar ra.

Sumber :  Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandhalawi rah.a (Penulis)

No comments:

Post a Comment

Please comment with courteous..?
Silahkan komentar dengan bijak ya..?